Perangko yang Berusaha Mengecoh Takdir







Senyuman manis ala gigi kelinci milik Marina tidak memiliki maksud berbahagia di atas penderitaan kekasihnya. Marina tidak tahu dan bahkan tidak akan pernah menyangka hujan akan membuat kekasihnya yang bernama Franko merasa menderita. Marina hanya senang Tuhan telah bekerja sama bersama hujan untuk mendudukkan lelaki bermata hitam pekat itu di hadapannya.


Franko merenggangkan dasi, lalu meminum kopi dengan perasaan frustrasi. Tegukan kopi membuat leher Franko menampilkan gerakan jakun yang sangat seksi.


"Franko Sayang, sudahlah nikmati saja suasana syahdu sore ini. Mengharapkan sinyal di cuaca begini hanya akan membuatmu kesal. Lagi pula, kamu butuh momen yang tanpa sinyal saat bersamaku." Marina berceloteh ringan tanpa malu diikuti gerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan seperti ada musik bermelodi ceria yang terus berputar di dalam kepalanya.


Jika Tuhan dan hujan tidak bekerja sama, kemungkinan Marina akan sulit menikmati sisi keindahan lelaki berjakun terseksi itu di kafe miliknya yang dinamai Mi Seksi.



Mi Seksi yang berkonsep makanan tradisional dengan mi sebagai menu andalannya bisa dijadikan tempat persinggahan yang tepat kala hujan memperparah kemacetan di kawasan Jalan Dr. Mansyur Medan. Aroma bawang goreng yang selalu menyapa pengunjung di langkah pertama saat memasuki ruangan mampu mengurangi kepenatan.


Alasan mengurangi kepenatan tidak lantas membuat lelaki itu menganggap Mi Seksi sebagai sebuah keberuntungan di tengah-tengah kemacetan. Mi Seksi baginya dianggap sebagai penghargaan yang memang pantas untuk dirinya yang telah berjuang mati-matian.


Ah, sialan dengan hujan! Franko sibuk memeriksa chat yang tidak juga terkirim karena jaringan mengalami gangguan.


"Hmm." Franko melirik jepit rambut Marina yang bergoyang mirip antena. Sisi kanan dan kiri dihiasi jepit rambut kecambah yang kepopulerannya berawal dari negeri China. Dua buah jepit rambut itu ikut bergoyang mengikuti gerakan kepala Marina.


"Mau kubuatkan makanan terseksi untuk menghangatkan perutmu?" Marina tetap bersikap perhatian, meski Franko saat ini hanya memusatkan perhatian pada hal yang berkaitan dengan pekerjaan.


Franko mendengus kesal. Ponselnya digeser ke arah kiri tangannya secara asal. Sebenarnya dia tidak butuh kehangatan dibandingkan dengan sinyal, tetapi sikap manis Marina membuatnya sadar bahwasannya hujan tidak boleh membuat keseluruhan harinya terasa gagal. Marina bisa dia gunakan untuk membuat harinya tidak lagi terasa sial.


"Aku tidak butuh makanan, Tik. Ada kamu di sisiku saja, aku sudah merasa hangat." Kata 'Tik' adalah panggilan sayang Franko kepada Marina yang dianggap Franko sangat singkat, tidak bertele-tele, tapi punya makna paling gombal sedunia.


Tik berarti cantik dan juga berarti cinta Franko pada Marina dengan tanda titik tidak bisa diganggu gugat lagi. Pokoknya Franko cinta Marina titik.


"Aku senang bisa berada di hadapanmu. Hanya kamu lelaki berjakun seksi yang selalu kurindukan setiap waktu, Perangko," Marina berucap tanpa gengsi. Kedua kakinya tergantung berayun-ayun pada kursi.


Perangko adalah panggilan sayang Marina kepada Franko yang bagi Marina unik dan tentunya romantis. Kebetulan sekali bunyi 'Franko' berdekatan dengan bunyi kata 'perangko'. Bagi Marina, Franko bukan sekadar melekat di hari-harinya, tapi juga menjadikan dirinya sebuah paket yang akan dikirim ke semesta bahagia melalui perangko cinta mereka. Begitulah Marina yang selalu saja bisa menciptakan hal sederhana menjadi hal romantis.


Ucapan Marina selalu mampu membuat Franko merasa dirinya berharga dan tentunya masakan Marina juga. Dua hal itu cukup menjadi alasan hubungan mereka sampai saat ini tetap terjaga.


"Kamu ini ya kangen terus setiap hari. Aku curiga, jangan-jangan kamu selalu menulis tentangku. Makanya kamu ingat aku terus."


"Kamu itu yang pelupa. Udah seminggu kita nggak ketemu. Kalau hari ini nggak hujan, pasti hari ini kita nggak ketemu. Pasti kamu nggak mau mampir ke sini." Kedua bibir Marina dimajukan lalu ditekuk. Pura-pura merajuk. "Seharusnya kamu berterima kasih sama Tuhan yang udah memaksamu untuk berhenti sejenak dari kesibukan. Bisa gila kamu nanti kamu kalau terus-terusan memikirkan kasus klienmu."


Persetan dengan Tuhan! "Ya namanya juga kerjaan. Kalau nggak dipikirkan, cemana pulak kasus klienku bisa tuntas dan bisa kumenangkan?"


"Iya, iya, aku mengerti. Tapi, jangan selalu menomorsatukan pekerjaan. Awas aja ya kalau kamu lupa sama yang hal juga nggak kalah penting dari pekerjaanmu."


Franko meneguk lagi kopinya sambil menerka-nerka maksud Marina. "Lupa pada apa contohnya?"


Gerakan kepala Marina terhenti. Pandangan matanya menajam sekaligus melembut ingin dimengerti. Dia berusaha memilih kata yang akan disampaikan secara hati-hati. "Semoga aja kamu nggak lupa besok hari apa."


"Memangnya besok hari apa?" Franko tahu besok bukanlah sekadar hari Sabtu. Tapi, dia tidak ingat dengan pasti besok hari spesial apa. Jawabannya cuma ada dua, hari ulang tahun Marina atau hari jadian mereka.


"Tuh kan benar dugaanku, kamu pasti besok lupa hari ulang tahunku. Huh!" Marina memalingkan wajah ke arah nyala perapian di sisi kanan dan kiri ruangan.


Franko melengkungkan bibir tipisnya. Wajah tirusnya membuat senyumnya justru terlihat sebagai senyum penuh rencana. "Ah, kamu ini. Begitu saja ngambek. Padahal, aku tuh mau pura-pura untuk memberimu kejutan. Eh, tapi malah kamu begini. Enggak jadi ah kasih kejutan untuk kamu besok." Franko merasa menang lagi menghadapi Marina.


Marina yang tidak pernah bisa memendam perasaan dan rahasia, membuat Franko tenang-tenang saja. Franko tidak perlu bersusah payah menggali lebih dalam tentang Marina, hanya perlu pintar merangkai kata-kata. Walaupun begitu, Franko harus selalu waspada menjaga citranya karena....


"Halah, jangan percaya sama Frankolah. Banyak kali cakap-nya itu. Paling dia benar-benar lupa hari ulang tahunmu." Sierra, sahabat Marina muncul dari ruang penyajian yang merupakan ruang transisi lantai satu dan lantai dua.


Franko harus berhati-hati terhadap Sierra. Salah langkah sedikit saja, Franko bisa kehilangan Marina. Ditambah lagi ada....


"Dek, tolong buatkan Abang Mi Pelangi Jamur, ya. Abang cuma mau buatanmu." Aksan, abang Marina datang mengikuti langkah Sierra. Franko dan Sierra baru saja mengobrol di lantai dua, tempat hunian keluarga Marina yang sangat sederhana.


Ada Aksan yang dengan mudah bisa membuat posisi Franko tersingkir. Mulai saat ini Franko harus lebih waspada agar hubungannya dengan Marina tidak berakhir. Franko masih butuh Marina untuk mengecoh takdir.


***






FOOTNOTE:


1. Cemana, dalam dialek Medan berarti bagaimana


2. Kali dalam dialek Medan juga berarti sekali, semakna dengan kata banget.


3. Cakap dalam dialek Medan berarti omongan, ucapan. Kata ini merujuk pada orang yang suka berbicara berlebihan.


***


Ini merupakan cuplikan novel. Ayo ikuti kisah selengkapnya dengan membeli novelnya.


Saat ini novel "Jatuh Cinta Awalnya Sederhana" sudah resmi beredar di Gramedia dan toko buku online dengan harga 74800. Di toko-toko buku online ada diskon, lho. Yuk, buruan dibeli sebelum kehabisan. 


Komentar

Menu yang Paling Banyak Dinikmati