Perkenalan adalah Cara Ternikmat Menuju Sekarat Versi Metafora Padma



Jika jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri—seperti pernyataannya Bernard Batubara—maka perkenalan adalah cara ternikmat menuju sekarat.


Mengapa jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri? Ya, sebab orang yang paling dicintai dan dipercayai akan menimbulkan luka paling parah hingga terasa seperti merenggang nyawa “membunuh diri” ketika orang tersebut membuat kekecewaan. Bukankah kau akan lebih terluka jika dikecewakan seorang teman daripada musuh? Kau dan musuh tidak sempat membangun kepercayaan untuk merayakan pertemuan-pertemuan.



Nah, merayakan pertemuan berawal dari masa perkenalan. Mustahil ada jenjang pertemuan-pertemuan berikutnya yang menjadi proses pendekatan, jika tidak ada perkenalan. Selanjutnya, bila perkenalan sukses dilakukan, akan ada jenjang berikutnya yang dianggap nikmat oleh dua insan.



Ada apa sih dengan perkenalan, jatuh cinta, sekarat, dan bunuh diri? Topik inilah yang paling kental ada di Kumpulan Cerpen Bernard Batubara Metafora Padma. Berikut ini review buku Metafora Padma.



Foto: Anggrek Lestari

Identitas Buku
Penulis: Bernard Batubara
Editor: Siska Yuanita
Desain Sampul Eka Kurniawan
Ilustrasi Isi: Egha Latoya
Jenis Buku: Fiksi Kumpulan Cerpen
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tahun Terbit 2016ISBN 978-602-03-3297-0





Entah ini sebuah kebetulan atau tidak, cerpen pembukaan dalam Metafora Padma berjudul Perkenalan. Perkenalan dan cerpen lainnya akan saya bahas dari sisi perkenalan yang pada akhirnya menimbulkan ke-sekarat-an bagi para tokohnya.


Inilah beberapa cerpen yang akan saya kaitkan dengan topik di atas. Perkenalan adalah cara ternikmat menuju sekarat vesi Metafora Padma.




PERKENALAN

Ruh seorang perempuan bernama Harumi ingin memberi pesan kepada manusia agar kejadian yang dahulu dialami semasa hidupnya tidak terulang lagi. Harumi berkomunikasi dengan manusia lewat tubuh seorang siswa. Perkenalan unik ini dilakukan Harumi untuk menceritakan alasan kenapa pada akhirnya Harumi bunuh diri. Kenapa Harumi bunuh diri? Baca selengkapnya ya di buku Metafora Padma. (Gak mau spoiler).


2. HANYA PANTAI YANG MENGERTI

Perkenalan tokoh Gru dan Rui terjadi ketika pernikahan Rui sedang dalam masa kritis. Salah satu cerpen yang menurut saya paling manis sekaligus kelam ini memang menyajikan cara ternikmat menuju sekarat. Ya, melalui perkenalan.

Gru dan Rui menikmati masa perkenalan mereka dengan nikmat. Percintaan yang dimetaforakan oleh penulis sebagai kegiatan “penyelaman” tentu saja menjadi sisi yang pada akhirnya membenarkan bahwa perkenalan adalah cara ternikmat menuju sekarat.

Ya, tokoh Gru akhirnya sekarat dan mati di tangan suami Rui.


3. PERCAKAPAN KALA HUJAN

Topik perselingkuhan selalu nikmat untuk diceritakan, atau bahkan dilakukan. Sudah tahu akhirnya tidak akan berujung bahagia, tetap saja dilakukan. Permainan “belakang” selalu lebih menarik dan menantang, kan?

Satu bagian paling menarik yang saya simpulkan dalam cerpen ini: terkadang kekasih seperti calon presiden. Awalnya perkenalan secara baik-baik, mengkampayekan diri, lalu akhirnya “membunuh”. Beginilah perasaan tokoh Maha ketika dia tahu Putri—kekasihnya yang sudah memiliki suami dan anak—mengajaknya berbicara baik-baik untuk membunuh perasaan Maha.
.
.



Itulah beberapa cerpen yang ada dalam Metafora Padma. Total cerpen dalam buku ini ada 14. Cerpen dalam buku ini memiliki benang merah perang antar suku. Kelam, dan beberapanya menenggelamkan pembaca dalam ketidakmengertian sekaligus kengerian.

Buku ini layaknya sodoran bagi Pembaca Bara yang menginginkan Bara bereksplorasi dengan cerpennya seperti dalam kumpulan cerpen yang pernah terbit sebelumnya Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri. Bagi saya sendiri, cerpen-cerpen Bara lebih ditunggu dibandingkan novel Bara yang "mainstream".


Jangan takut untuk merasakan kekelaman dalam cerita ini. Sebab, cerita yang nikmat akan membuatmu justru tidak meninggalkan cerita itu sendirian. Kamu akan merengkuh cerita itu, membawanya pulang, mempelajari kekelaman di dalamnya—agar kamu bisa menghindari kejadian di masa sekarang dan masa depan yang berhubungan dengan kekerasan dan perpecahan dalam perbedaan.




Selamat mengenal dan menikmati Metafora Padma.
Kekelaman tidak melulu tentang kesakitan, tapi pelajaran menuju keindahan.




.

.




Penulis: Anggrek Lestari
Foto Istimewa diambil dari sini: https://f4.bcbits.com/img/a3931270919_10.jpg











Komentar

Unknown mengatakan…
Judul postingannya itulo ... kirain tadi cerpen :D Ternyata semacam review. Jadi penasaran secara belum baca karya beliau ini ><