Koleksi Mug
Oleh: Anggrek Lestari Asy-Syifa
Cerita Hari Ke-24
Proyek #CeritaDariKamar
"Mengapa kebanyakan penulis suka minum kopi?" Pertanyaan itu selalu muncul dalam pikiranku.
Para Penulis senior yang kutemui
berkata bahwa mereka tidak pernah menulis tanpa kopi. Kopi seperti
harga yang tidak bisa ditawar lagi untuk menemani penulis.
Dulu sebelum masuk kuliah dan belum rutin menulis (belum merasa
dikejar deadline) aku tidak suka minum kopi. Setelah masuk kuliah dan
lebih mengetahui seluk beluk dunia sastra dan kepenulisannya aku jadi
penyuka kopi.
Sebelum kuliah aku belajar tentang sastra dan menulis secara
otididak. Setelah masuk kuliah di jurusan Sastra Indonesia USU aku
banyak belajar dari senior dan penulis terkenal melalui seminar-seminar.
Otomatis, rasa bersaingku muncul mendengar begitu banyak penulis pemula
yang karyanya sudah diterbitkan di media cetak. Dari situlah aku rutin
menulis. Setiap minggu minimal aku mengirimkan satu cerpen ke surat
kabar, tidak peduli diterima atau tidak. Yang penting sudah mencoba.
Tulis-kirim-lupakan-tulis lagi- kirim lagi- lupakan lagi, dst.
Jadwal menulisku yang rutin membuatku berteman dengan kopi. Apalagi kalau aku menulis sampai tengah malam untuk mengejar target. Nah, berawal dari suka kopi aku mengoleksi mug. Rasanya tidak
sempurna kalau tidak minum kopi pakai mug. Oh ya, mug yang cantik
menambah semangat menulis loh. Entah kenapa kalau ada mug cantik di
sebelahku aku semakin bersemangat.
Mug pertamaku berwarna hijau sesuai dengan warna kesukaanku. Lalu ada
mug yang bergambar zodiakku: leo. Ada mug yang ditambahi printing
namaku. Tidak ketinggalan mug pasangan dong alias mug 'mama-papa'.
Favorit mug mama-papa ku yang berbentuk separuh hati berwarna putih
cerah dengan gambar hujan hati. Jika kedua mug disatukan maka akan
membentuk hati yang utuh. Satu mug itu sudah aku kasih ke pacar (Upps).
Dan masih banyak mug yang lainnya dengan berbagai bentuk dan warna.
Sejak Januari 2013 lalu aku memutuskan lebih fokus ke dunia
kepenulisan novel. Aku menargetkan akhir tahun 2013 sudah bisa debut
novel pertama. Novel pertamaku kutulis bulan Januari dan selesai bulan
April kemudian hingga bulan Juni aku pergunakan untuk revisi.Selama
menulis novel pertama aku ditemeni kopi yang selalu kunikmati
menggunakan mug warna hijau.
Setelah mengirim novel yang pertama ke penerbit, aku lanjut menulis
novel lagi. Dalam diriku mulai muncul prinsip untuk pergantian mug
setiap kali pergantian menulis novel. Ya supaya semangatku lebih
bertambah. Nah, novel kedua yang kutulis selama Juni-Juli ditemani mug
bergambar singa--Zodiakku.
Mug hijau yang dulu menemaiku menulis novel pertama untuk sementara
kusimpan sebagai koleksi bersama mug yang lain di atas lemari kamarku.
Oh ya, sambil menunggu konfirmasi novel pertama dan kedua di ACC
penerbit, aku menulis novel ketiga bulan ini. Dan aku punya mug baruuu.
Warnanya merah membara lohh. Biar supaya semangat menulisku membara
meski novelku belum juga di ACC.
Pergantian mug yang kulakukan merupakan cari lain untuk mengatasi
kebosanan dan mempertahankan mood menulis. Maklum, mood menulis apalagi
untuk menulis cerita berkepanjangan seperti novel akan membuat risiko
kebosanan semakin meningkat. Seperti halnya hubungan pacaran yang
semakin lama akan muncul rasa bosannya juga. Jadi harus pintar-pintar
mengatasi kebosanan.
Bagaimana dengan kalian? Pasti punya cara tersendiri mengatasi
kebosanan dan mempertahankan mood dalam melakukan sesuatu. Semoga tetap
selalu semangat.
Cerita Hari Ke-24
Proyek #CeritaDariKamar
Komentar