Bila Wattpad Tak Lagi Dijadikan Media Pembelajaran, Tapi Jadi Media Penindasan



Media pembelajaran seharusnya mampu menempatkan seseorang pada situasi yang nyaman dan aman untuk tumbuh berkembang menjadi seseorang yang lebih besar (dibaca: lebih pintar, lebih sukses, lebih mampu bisa membedakan yang baik dan salah, lebih banyak pengalaman tentang kehidupan, lebih sering merasakan indahnya kehidupan).

Bayangkan saja bila tempat Anda menimba ilmu telah dimasuki virus penindasan/bullying. Dapat dipastikan korban penindasan gagal bertumbuh, justru semakin "kerdil" karena selalu merasa kecil akibat dikucilkan dan ditindas.

Lalu, apa hubungannya dengan Wattpad? Saya mencoba mengajak Penikmat Kata sama-sama sadar bahwa media Wattpad harusnya tetap jadi media pembelajaran bersama, dan kita harus menjauhkan perilaku-perilaku yang mendekati penindasan.

Wattpad merupakan platfrom media digital sebagai tempat berbagi tulisan. Pemilik akun terdaftar tidak hanya bisa membagikan hasil karyanya, tetapi juga bisa membaca secara gratis milik akun  lain, mengomentari, dan memberikan vote/bintang bagi cerita yang disukai. Pada poin inilah Wattpad menjadi media pembelajaran bagi semua yang berbakat menulis bagaimana karya yang banyak disukai pembaca.

Pemilik cerita yang sudah banyak memiliki followers maupun reader sangat memungkinkan untuk menerbitkan karyanya menjadi bentuk nyata sebuah buku. Bahkan belakangan ini beberapa buku jebolan Wattpad berhasil diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar.

Jika begitu, Wattpad benar-benar menjadi media yang mencerahkan bagi dunia kepenulisan terkhusus dunia kepenulisan Tanah Air. Tak jarang, para penulis pemula justru memiliki karier cerah setelah terkenal di platfrom yang juga dikenal dengan sebutan Dunia Orange.

Eits, tunggu dulu, lalu bagaimana jadinya bila Wattpad tidak lagi dijadikan media pembelajaran, tapi jadi media penindasan?

Beberapa hari lalu ramai diperbincangan mengenai seorang pembaca di Wattpad yang merasa dijadikan korban penindasan seorang Author, hanya karena komentarnya di cerita si Author mengandung sisipan curhat, dan si korban tidak hafal nama tokoh dalam cerita si Author.

Screen shoot percapakan korban dengan si Author beserta dari akun-akun yang menjadi bagian tim pembela si Author beredar di grup Whatsapp kepenulisan, termasuk salah satu grup yang menjadikan saya anggota di dalamnya.

Saya merasa geram sekali ada Author yang berperilaku seperti itu apalagi kepada pembaca itu bersedia berkomentar di ceritanya. Padahal, tidak semua pembaca mau berkomentar lho. Jika sebuah cerita berhasil dikomentari, itu berarti sebuah cerita itu menarik perhatian.

Sangat disayangkan apabila Author yang ternyata seorang Sarjana Hukum, justru perilakunya menindas seseorang. Saya tidak ingin karena kejadian ini para pembaca jadi takut berkomentar hanya karena takut disalahkan.


Mengapa saya katakan di sini sebagai perilaku penindasan? Sebab, di kasus ini terdapat suatu tindakan negatif yang dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok orang terhadap orang lain secara berulang-ulang. Tindakan negatif yang dimaksud di sini meliputi perkataan yang menyakiti, melukai, dan membuat korban tidak nyaman.

Suatu perilaku juga baru dapat dikatakan sebagai bullying apabila terdapat ketidakseimbangan kekuatan antara pihak yang melakukan bullying dengan pihak yang mendapat perlakuan bullying. Artinya pihak pelaku memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan korban.


Berikut ini saya lampirkan bukti SS yang harusnya menjadi media pembelajaran bagi kita semua, bahwa Wattpad menjadi tempat kita bertumbuh dengan segala keterbukaan, kejujuran bereksperesi dan kebersamaan untuk memberi dukungan pada karya yang memang layak diberi dukungan.


1. Korban Disalahkan Karena Komentarnya Mengandung Curhatan





Hello, kenapa si korban yang hanya komen curhat tapi justru ditindas, dan Tim Pembela Author ikut-ikutan menyerang. Memangnya salah seseorang komen di akun cerita kita, atau ketika seorang pembaca lupa nama tokoh cerita tersebut? Apalagi manusia memang tempatnya lupa. Seorang pengarangnya saja sendiri bisa lupa pada tokoh-tokohnya apalagi seorang pembacanya?

Tak hanya sampai di situ, korban juga didamprat karena dianggap salah memanggil si Author. Hei kalian para Penikmat Kata yang masih waras belum terkontaminasi MICIN, coba bantu nilai, apakah panggilan Kakak dan Mbak tidak sopan? Hanya karena Author tidak panggil sesuai dengan ras-nya, seharusnya tidak ada alasan untuk mendamprat korban seperti itu.


2. Korban Dianggap Tak Beretika dan Makhluk Sampah Jahanam




3. Author dan Timnya Berlaku Rasis




4. Korban Dihina 'Ndeso' dan Miskin

Apa sih yang salah bila orang ndeso dan miskin main Wattpad? Justru dengan Wattpad-lah mereka bisa memiliki hiburan. Tapi, si Author dan timnya justru menindas korban dengan kata-kata penindasan. Saya saja yang bukan korban, tetapi membaca SS ini rasanya beneran ngilu. Simak SS berikut ini:








Itulah tadi beberapa SS bukti percakapan korban dengan pelaku penindasan di Wattpad. Sebenarnya ada banyak bukti lagi tetapi tidak perlulah saya sertakan di sini. Saya cuma ingin Wattpad murni menjadi media pembelajaran bersama.

Uuuuuh, gemas sekali ketika membaca SS itu. Bila semua Author berperilaku begitu, saya yakin akan banyak pembaca yang merasa kerdil, tidak dihargai, dan malas membaca.
Kalau tidak ada pembaca, apalah artinya sang Author di Wattpad?

Saran saya, hargailah semua pembaca. Bila itu tidak berkenan di hatimu, biarkanlah. Jangan berdrama dengan memaki-maki karena itu tidak akan ada gunanya selain justru hanya merusak nama baikmu. Jika merasa perlu menegur pembaca, please, stop penggunaan kata-kata rasis dan merendahkan.

Butuh beribu banyak cinta untuk bisa bersatu dalam kebersamaan dan bangkit dalam kemajuan, tapi hanya butuh satu kebencian untuk menghancurkan.

Semoga kita semua menjadi generasi bahagia tanpa asupan micin berlebihan yang bikin mood menggila.

Salam penuh damai,
Anggrek Lestari

Sumber foto diambil dari sini.

Komentar

Anonim mengatakan…
Beneran kebanyakan makan micin kayaknya. masa iya sih derajat merasa turun karena gak dipanggil cece? ckckck zaman edan.
Anonim mengatakan…
Hanjirr omongannya gk disaring banget ya, pngen cocolin pke cabe sekilo rasanya :v
Unknown mengatakan…
wkwkkw gemes kan yak. semoga gak terulang lagi.
Anonim mengatakan…
Bukannya memang sejak lama, ya? Maksudku, dulu ada korban lainnya juga tapi engga keliatan. Kebanyakan korbannya yang pernah dekat sama mereka. Semoga mereka dapat mengingat kesalahan dan tidak mengulanginya lagi
Anonim mengatakan…
Astogeeee.... Siapa banget sih, dia? Rasis amat, padahal ngakunya anti rasisme, gak suka dirasisin, tapi giliran ke orang lain malah ngomong kek gitu. Temenku yg chinese aja geleng2 kepala bacanya, ogah ngakuin punya sodara satu ras kayak dia.
Dieya mengatakan…
Kejem banget ngomong kayak gitu. Seharusnya biarin aja,belum author sukses aja udah sombong,gimana mo sukses.

Semoga gak ada lagi nanti kedepannya author yang kayak gitu. Plus ini bisa dijadiin pemvelajaran buat diri kita sendiri.

Thanks min infonya
Anonim mengatakan…
Kakak, gagal sensor ada nama akunnya yang bull(pelaku)....

Tapi jujur, itu nyakitin banget... lebih lagi saya juga main wattpad, saya emang anak desa dan miskin. Kenapa malah rasanya saya yang terhina, ya? :'(

Mungkin, buat korbannya. Begini, kamu boleh komentar, tapi jangan curcol. Apa ya, itu jatuhnya kayak kamu promosi cerita kamu sendiri, cuma kata-katanya pakai curcol. Promosi di kolom komentar itu nggak sopan, tapi setidaknya kamu bisa berubah setelah ini.... :')
Gendis pambayun mengatakan…
Autornya kurang banyak baca itu. Coba duruh buka kamus bahasa jawa atau kbbi. Biar melek ilmu.
Anonim mengatakan…
aku tau aku tau...
emang si mbak cece ini nama tokohnya luar negri semua dg penyebutan yg susyah cin....
aku pernah baca jg gt, belibet di lidah....akhirnya g lanjut deh...
jd klo menurutku ya sebagai reader, ya wajar klo dia g inget nama tokohnya....
ada banyak hal didunia ini yg lebih patut diingat ketimbang sekedar nama tokoh fiksi....
Anonim mengatakan…
Yakin 'pemilik akun' itu disebut author? Penulis? Kok, enggak bisa terima kritik, ya? Wah, 'ndeso' banget.
Anonim mengatakan…
Memalukan.
Anonim mengatakan…
Astagaaaa
Sumpah jahat bgt! Gue punya temen chinese gk pernah ya kyk gitu, seneng2 aja dia dipanggil mbak. Rasis bgt! Kalo gk suka komennya ya udah cuekin aja, gk perlu dibales juga. Org kyk gitu gk bisa sukses tuh, hatinya sempit!
Anggra mengatakan…
Hmm.. Mari kita baca cerita si author. Sehebat apa sih kemampuan orang kota. ^_^
Afrianti Eka Pratiwi mengatakan…
Kok aku kesal ya. Macam ingin kujahit saja mulutnya itu. -_-
Anyway, apa yang salah dengan panggilan Mbak/Kak? Bukankah itu panggilan umum di Indonesia? Semisal dia bangga dengan rasnya, ya kenapa dia nggak pulang saja ke negerinya supaya lebih 'dihormati'.
Ah nggak ngerti lagi.
Anonim mengatakan…
Ya ampun. Sampe segitunya. Padahal mah biarin aja keleuz mau curhat apa kagak. Gw juga penulis ecek2 di forum tetangga. Dan pernah bikin akun di Wattpad. Sejauh pengalaman gw, tiap ada yg curcol di kolom komen, malah gw jadiin media pendekatan ke reader. Semacam fans service lah ya.
Vee mengatakan…
nemu link blog ini dari salah satu penulis yang aku ikutin di Twitter tadi pagi, duh agak panas ya baca SS itu. Agak disayangkan sih masalah ini jadi viral dengan nggak disensor seutuhnya itu SS (atau mungkin sengaja? who nows?). Yah intinya jadi pembelajaran aja buat kita semua, baik sebagai reader maupun sebagai author. Sebagai reader ya kalo komen juga hati-hati, karena emang ada beberapa author sensi, disenggol dikit aja yah.. gitu. Walopun masih banyak juga author yang welcome dengan komentar2 para pembacanya. Tapi sebagai author ya harusnya nggak kayak yang di SS tadi, dia harusnya sih bisa lebih bijak dalam menghadapi komentar yang mampir di lapaknya. Secara usianya bukan anak sekolah atau kuliahan lagi, dan juga background pendidikannya itu loh (malu lah pendidikan tinggi tapi kata-kata yang keluar kayak gitu). Kalopun misal si Mbak Cece ini punya beban masalah di dunia nyatanya jangan sampe emosinya kebawa saat dia lagi di dunia maya gini. Ngeri bener loh kalo udah kayak gini. Mana dia bawa2 ras segala, di saat negeri ini krusial banget dengan SARA saat ini. Teman-teman saya yang Chinese nggak keberatan loh saya panggil Mbak, biasa aja tuh mereka. Juga hinaan-hinaan yang muncul di SS itu, aduh mbak, lambaikan tangan deh saya (Posthink aja mbaknya lagi ada beban berat di dunia nyata)

Dan.. lebih disayangkan lagi si author ini juga sempat bermasalah dengan salah satu user juga, tepatnya tahun kemarin (seinget saya). Duh mbak, semoga nggak ada kali ketiga dan seterusnya ya, moga ini yang terakhir. User yang lain juga jadi nggak nyaman kalo Wattpad penuh drama.

Dan pas saya cek profile si Mbak Cece ini tadi, dia dan teman-temannya udah ngaku salah sih dan meminta maaf kepada si korban bully dan orang-orang yang merasa disakiti.

Intinya ya hati-hati aja menuliskan sesuatu, baik di postingan maupun di kolom komentar. Lebih bijak ajalah menyikapi sesuatu.


Btw thanks udah nulis ini di blog kamu, semoga banyak yang tercerahkan :)
Triani Retno A mengatakan…
Aku share, ya.
Menulis seharusnya menghaluskan rasa, mengasah empati.
Anonim mengatakan…
Kok egois banget, ya. Bukannya panggilan mba or kakak itu bentuk penghormatan. Kurang kerjaan banget mesti harus teliti panggilannya
Pilo Poly mengatakan…
Ini orang kayanya ga pernah diajarkan sopan santun dalam keluarganya. Dia bebas berpendapat di tempat umum seperti wattpad, tanpa mau mikir dua kali. Mungkin dia beranggapan ketika menjadi seorang penulis, berarti mereka berhak mengatakan orang lain sampag jahannam dll. Saya punya beberapa teman penulis keturunan Cina yang udah dari leluhurnya besar dan hidupndi Indonesia. Tapi baru kali ini baca komentar yang ga berbobot sama sekali, dan menghina.
Unknown mengatakan…
@Vee: Sampai menyebar di Twitter juga? Siapa yang share ya?
Hm, kalau masalah ada SS yang tidak sepenuhnya disensor, iya saya luput karena banyak sekali yang harus ditutupi. Saya sudah berusaha semampunya untuk menyensor semua nama.
Tapi mungkin itu sudah jalan dari Tuhan. Pembelajaran untuk kita semua supaya meski di media sosial kita gak boleh seenaknya memaki orang.
Anonim mengatakan…
Haluuu ada yang mau kasih tau saya user name dari korban? Penasaran sumpaah
Unknown mengatakan…
sepertinya akun dia sekarang sudah dihapus. semua akunnya beserta FB dan IG hilang semua.
Anonim mengatakan…
go back to china already you racist disgusting bitch duh kesel sendiri liatnya meskipun saya juga 40% keturunan Tionghoa, lebay bgt. saya malah suka dipanggil kakak dari pada cici lmao dan dia minta di panggil cici lah lah lah ngerasa derajat tinggi lo
Domo-Kun mengatakan…
Please, Tuhan, kumohon penulis-penulis yang ceritanya nikmat kubaca jangan sampai ada yang semacam ini. serem sendiri jadinya.
Unknown mengatakan…
Katanya aku Indonesia, koq dipanggil mbak/kakak marah.
Pliss deh...
Saya kenal chinese ga satu dua orang. Yaa emang, ada aja yang kayak gini.
Kesian sisimbak korban nya. Ampe jd ngilang dr medsos.

Haluuuu...chinese yg ngerasa tinggi, kurangi micin deh. Dan coba mainnya rada jauhan dikit.

Orang yg komen pastinya suka sama cerita kita. Tp kalo yang komen disudutkan kayak gitu, gimana kalo jadi penulis besar? Yakin situ bisa jadi penulis besar. Baru juga main di wattpad. Yakin buku2 lo bakal tembus penerbit mayor?


Dunia jaman now...ngeri-ngeri sedap ��
Unknown mengatakan…
Saya baru tahu masalah tersebut kemarin, tepatnya saat saya buka akun facebook saya. Agak ngeri juga saya, selama tiga tahun baca cerita di wattpad, karena saya sendiri pembaca bukan penulis, jadi terkadang saya memberikan komentar di beberapa karya. Sepanjang pengalaman saya selama ini author (penulis) selalu welcome (menerima) -walau terkadang tidak memungkiri saya curcol colongan juga-.
Di SS diatas ya ada kecolongan juga, namanya kesebut.
Saya sebagai reader (pembaca) jujur merasa sakit hati kalau dikatai -saya tidak tahu bahasa halusnya-. Mungkin penulis cerita sedang ada masalah di dunia nyata, dan pelampiasannya salah (who knows ?).
Saya tipe pembaca yang jarang berkomentar, kecuali kalau memang ceritanya menarik bagi saya. Nah kalau masalah SARA tentang nama panggilan, saya kira panggilan mbak atau kak itu sopan di masyarakat.
Mungkin karena penulis seorang keturunan china, merasa akan lebih dihargai kalau panggilannya sesuai dengan latarbelakangnya. Menurut saya ada miskomunikasi antara penulis atau pembacanya.
Masalah panggilan kalau memang mau dipanggil cece atau mbak atau kakak, biasanya beberapa author langsung menegaskan nama panggilan untuknya di wall.
Berbicara soal 'ndeso', untuk hal ini saya akui saya merasa sangat tersinggung. Karena saya tinggal di desa, dan kata ndeso kelihatan sangat negatif -semacam orang yang terbelakang, kurang pengetahuan, dan sejenisnya lah kalau berminat mencari lebih lanjut saya kira mbah gugel empunya-. Yah memang kenapa kalau ndeso ? Ada yang salah. Yang ndeso lebih menghargai daripada yang kota, anda bisa hidup tanpa desa ?. Duhh daku kenpancing emosi dahh,
Intinya hati-hati saat mengeluarkan pendapat, pelajaran yang bisa diambil dari permasalahan diatas menurut saya. Apalagi sekarang seiring perkembangan teknologi, regulasi hukum yang terkait dengan komunikasi dan sosial media sudah ada.

������
Anonim mengatakan…
Ego tak terkontrol 😓
Honeymoon Hamada mengatakan…
Aduh mbak, itu judulnya tolong diganti.. gak semua author wattpad kaya gitu, justru mereka banyak belajar dari wattpad, itu saking orangnya aja yang gak mau menerima pembelajaran dengan baik.. jangan tuduh pihak wattpadnya
Unknown mengatakan…
Saya jarang loh meninggalkan jejak di lapak penulis kecuali kalau memang menarik bagi saya. Sekarang karena ada masalah semacam itu jadi saya agak was-was, ngeri. Yah saya akui terkadang jadi curhat colongan juga. Kalau itu salah yah tolong ingatkan, tapi dengan cara yang baik bukan sebaliknya. Masalah nama panggilan, toh panggilan mbak atau kak itu dimasyarakat lebih sopan. Yah kalau ingin nama panggilan disesuaikan dengan latarbelakang atau keinginan author, tinggal di wall dikasih tahu dah nama panggila yang diinginkan.
Kata "ndesooo" huruf 'o'nya gelindingan, kesan negatifnya terasa menusuk jatung saya -maaf lebay mode on-. Kenapa saya bilang seperti itu ? Berarti yang si X merasa dia lebih superior dibanding yang lain. Nyesek dah dibilang ndeso -ane atau sebut saja aku/saya tinggal di desa-, dia bilang 'ndeso' itu menggambarkan aku/saya ini katrok, kurang pengetahuan, bahasa jawanya gobl*k. Saking hebatnya dia yang bilang ndesoo huruf 'o'nya berterbangan kayak debu, mungkin dia nggak cocok makan-makanan yang dari desa.
Saya sangat tersinggung saat ada yang dengan gampangnya mengucapkan kata 'ndeso' untuk melabeli orang lain -menghina-. (Saya tegaskan lagi kata ndeso untuk menghina atau sebut saja merendahkan orang lain, soalnya biasanya kalau lagi bercanda dengan teman-teman keluarlah kosa kata ndeso -maklum orang jawa dari desa kalau dibilang ndeso ya silahkan, tapi kalau seperti si X, ya saya marah. Saya dari desa dan ndeso, tapi saya punya akun watt*ad, igeh,pacebuk, saya melek baca, sekarang lagi jadi pejuang toga. Saya ndeso tapi saya tak sendeso yang ada dipikiran sampeyan -si X yang bilang ndeso-.


Ketjup dari aku Mee
Annisa Alya Adzkya mengatakan…
Ya ampun, kalo begini bukannya malah bikin kepribadiannya si Author dianggap jelek sama para reader, ya? Plis, deh ... emang dimana letak salahnya sih yaa ..
Heran dah ah ...
Rani Yulianty mengatakan…
Nggak main wattpad jadi kurang tahu dengan kebiasaan di sana cuma disayangkan aja kalau ada kejadian seperti di atas
Akarui Cha mengatakan…
Duuu ... memunculkan haters untuk ptobadinya sendiri ini sih si author-nya. Semoga bisa lebih bijak ya.
Anonim mengatakan…
Ini nama authornya siapa sih penasaran?
Penulis kayak gini ditinggal pergi aja, yg bca aja ikut nynyes,apalagi si korban😔
Anonim mengatakan…
jujur saya prihatin nih :)
kids jaman now banget, apalah di hubung2in sama ras.
coba authornya, jgn kbykan makan micin hahah
Anonim mengatakan…
Pas baca syok sendiri aku. Dan yg jd pertanyaan aku tuh, emang kalo d panggil mbak/kak gitu bisa turun derajatnya? Aku jg punya kenalan Chinees tp pas d panggil mbak gk masalah kok. Malah dianya lebih suka d panggil mbak drpd cece. Miris bgt, sumpah
Unknown mengatakan…
Turut Prihatin sih. Hanya karena masalah sepele malah nambah Dosa.. hmmm
Anonim mengatakan…
Miris banget asli. Aku kalo nemu author kyk bgini, walau mau sebagus apapun ceritanya, ak bakalan hilang rasa respect and gak bakalan mau lagi baca cerita2nya.

Ren mengatakan…
Aku ngikutin ini awal dramanya dari postingan teman di FB. Kaget juga karena sebenarnya tahu si author dari jaman lama, tahu juga kalau omongannya suka keras, tapi ini memang sudah kelewat batas sih. Ada yang namanya sopan santun dan etika, yang sayangnya si pengarang ini mungkin saking marahnya jadi lupa. Semoga tidak terulang lagi di kedepannya (dan ya, jadi agak males juga baca cerita doski. Bagiku attitude pengarang itu penting juga sih :/)
Anonim mengatakan…
Chinese jaman now. Kebanyakan makan babi.
Vivie Hardika Cungkring mengatakan…
Authornya lebay banget sih. Heran. Kok ada ya author kayak begitu. Padahal yang komen juga biasa aja. Masa gitu aja menyinggung perasaan. Kayaknya Authornya sakit secara psikis nih. Haghahag
Unknown mengatakan…
baca ini gregetan banged.
author ngakunya lulusan HUKUM tapi kenapa pikiran dan omongan gak sesuai seharusnya mulutnya yg disekolahin bukan otaknya percuma otak disekolahin tapi gak dipake.
emang salah banged klo dipanggil mba/kakak kan gak semau pembaca tau author chinese atau apapun itu. udah sopan aja masih direndahin.
WATPADD itu tempat dimana orang bisa menuangkankan karya dia jangan sampe karna mereka bikin para author yg laen males untuk menuangkan ide dan karyanya.
mau kiskin atau kaya semua orang berhak baca atau nulis di watpadd.
Saya gregetan sama itu author yg ngakunya lulusan HUKUM tapi gak punya etika dan para pendukungnya sama aja gak ada etika.
Unknown mengatakan…
Pengen karyax dibaca, tpi pas dikomentarin jelek ajh malah balik nindas...
Gimana sii, parah bgt, dh gitu kata"x kasar bgt lagi.
Jannu mengatakan…
Di sudut lain, banyak pengarang yang tengah menanti-nanti komentar….
Anonim mengatakan…
Maaf, sepertinya Anda ada salah menyensor salah satu akun. Ybs kecewa sewaktu membaca ini akunnya terlibat bahkan masuk tim pendukung mereka padah, dia hanya pembaca biasa yang mendapat pm dari authornya untuk menegur. Intinya dia tidak terlibat dalam masalah ini. Kalau disebut
Anonim mengatakan…
Saaloh, itu komentaran yang ada unsur "curhat" di segingnya ampe sigitunya. Belum sampai ke fase di mana banyak kritikan pedas yang menohok hati dia. Bayangkan kalau dia sudah kefase itu, mencak-mencak gila kali tuh kakak (eh, boleh panggil kakak?)